Hi There!!! untuk post pertamaku, aku mau bahas seputar hobiku, yaitu membaca tarot!<3
Tarot biasanya dianggap sebagai media mistik
untuk mengetahui masa depan. Namun sebenarnya Tarot juga dapat dipakai
sebagai alat psikologis yaitu media konseling, bahkan menjadi sarana
refleksi diri untuk mengenali perasaan, pikiran, kekuatan, kelemahan dan
menjadi manusia yang lebih baik.
Carl
Jung adalah psikolog pertama yang menyadari simbolisme dalam Tarot. Ia
melihat 22 kartu Tarot arkarna mayor menggambarkan archetype – tema-tema
yang melekat pada ketidak-sadaran manusia. Teori mengenai archetype ini
digunakan oleh beberapa psikolog sebagai wadah konseling. Konselor
meminta klien untuk memilih beberapa kartu dan mengidentifikasi diri
mereka dalam gambar-gambar yang tertera pada kartu tersebut. Apa yang
mereka lihat? Apa yang sedang terjadi dalam gambar tersebut? Apa
perasaan yang kira-kira dirasakan ketika melihat kartu tersebut?
Sekilas
mungkin kita membayangkan TAT (alat psikologis yang juga meminta klien
untuk mengidentifikasi gambar). Kemudian apakah TAT dan Tarot itu bisa
dikatakan memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda?
Jung juga
berbicara mengenai konsep synchronicity – tidak ada kejadian apapun yang
tidak berarti, bahkan yang paling ‘tidak sengaja’ sekalipun. Dalam
membaca Tarot, seseorang harus memilih kartu-kartu yang akan ia
interpretasikan sesuai dengan kebutuhan dan spread (formasi membaca
kartu) yang ia inginkan. Ketika seseorang memilih kartu, bagaimana pun
juga alam bawah sadarnya bermain, ada synchronicity! Sehingga
kartu-kartu yang terpilih merupakan kartu-kartu yang paling
menggambarkan dirinya, masa lalunya, atau bahkan masa depannya. Berbeda
dengan TAT dimana klien tidak memperoleh kesempatan untuk memilih.
Jadi
Tarot bukanlah sekedar kartu mistis untuk mengetahui yang akan datang,
tapi juga dapat dipakai untuk alat psikologis dalam melakukan konseling.
Lebih jauh lagi bahkan Tarot dapat digunakan sebagai sarana efektif
harian untuk mengenal diri sendiri.
Misalnya untuk menyiapkan
tulisan ini sebelumnya saya mengambil sebuah kartu Tarot. Saya dapat
kartu ke-14 ‘The Death’ yang menggambarkan seekor burung phoenix
terbakar api. Lalu saya coba menyelami indikasinya dalam kehidupan saya.
Kartu ini menggambarkan kematian dan kehidupan kembali. Transformasi.
Burung phoenix yang terbakar api akan mati, dan bangkit kembali dari
abunya. Saya melihat kehidupan saya sekarang kemudian saya merenungi,
apa yang harus ‘mati’ dalam diri saya, apa yang harus saya
transformasikan, apa yang perlu saya perbaiki, dan seterusnya. Sehingga
saya bisa mengenali keadaan diri saya lebih baik lagi.
Berbicara
mengenai Jung, sama seperti Tarot, memang mendengungkan spiritualisme
dan mistisisme. Namun selama kita tidak mencoba melihat masa depan, saya
rasa bukanlah syirik mempergunakan kartu Tarot sebagai sarana mengenali
diri. Malah patut dicoba.
Bacaan lanjutan:
http://psychological-counselling.suite101.com/article.cfm/archetypes_of_the_tarot
http://www.schuelers.com/chaos/chaos7.htm